iklan

WELCOME TO MY BLOG

Rabu, 04 Agustus 2010

Model Warna CMYK



CMYK (adalah kependekan dari cyan, magenta, yellow-kuning, dan black-hitam, dan biasanya juga sering disebut sebagai 'warna proses' atau 'empat warna'). CMYK adalah sebuah model warna berbasis pengurangan sebagian gelombang cahaya (substractive color model) dan yang umum dipergunakan dalam pencetakan berwarna. Istilah CMYK juga biasanya digunakan untuk menjelaskan proses pencetakan itu sendiri. Meskipun terdapat beberapa methode pencetakan yang diterapkan pada percetakan, operator cetak, pembuat mesin cetak dan urutan penintaan, proses pewarnaan umumnya berurutan sesuai dengan singkatannya, yaitu CMYK.

Bagaimana hubungan RGB - CMYK

Secara teori sebenarnya model warna CMY (tanpa Black - Hitam) adalah kebalikan secara langsung dari model warna RGB, dalam hal ini bisa ditarik analogi fungsi konversi sederhana seperti:
fungsi [r,g,b] = cmy2rgb (c,m,y)
r = 1.0 - c;
g = 1.0 - m;

b = 1.0 - y;

Namun faktanya, model warna RGB yang banyak dijumpai dalam metode reproduksi warna alat-alat optik, seperti Camera Digital, Layar Monitor atau Pemindai Warna sangat tergantung pada komponen alat; sedangkan model warna CMY(+K) tergantung pada parameter proses pencetakan, baik teknologi pencetakan maupun bahan-bahan materi cetak dan tinta yang dipergunakan. Kedua model warna tersebut memiliki ketergantungan dalam memvisualkan warna.
Oleh karena itu tidak ada rumusan yang sederhana dalam mengkonversi warna RGB ke CMYK atau kebalikannya. Seperti:
fungsi [r,g,b] = cmyk2rgb (c,m,y,k)
r = 1.0 - (c+k);
g = 1.0 - (m+k);

b = 1.0 - (y+k);

Membandingkan peralatan optik RGB seperti layar monitor dengan hasil cetak CMYK sangatlah sulit (lihat inset: perbandingan model warna RGB dan CMYK), karena baik komponen peralatan maupun pigmen (zat warna) tinta berbeda sekali.
Meskipun tidak ada rumusan yang sederhana untuk mengkonversi RGB ke dalam model warna CMYK namun banyak yang berusaha mengimplementasikan proses konversi tersebut diatas. Proses ini biasa disebut dengan Color Management System.
Dengan memanfaatkan profil warna (color profile) sebuah aplikasi software menghitung dan mengkonversi kedua data model tersebut.

Mengapa CMYK bukan CMY
Teori Penyerapan Warna (Substractive Color Model) mengatakan bahwa Cyan akan meyerap gelombang cahaya Red-Merah, Magenta akan menyerap gelombang cahaya Green-Hijau dan Yellow akan menyerap gelombang cahaya Blue - Biru adalah utopia semata.
Dalam penerapannya mustahil didapatkan tinta-tinta tersebut diatas yang murni dapat menyerap seluruh gelombang cahaya yang seharusnya diserap. Oleh karena itu suka atau tidak suka ada saja sebagian gelombang cahaya yang tidak diinginkan (Unwanted Color) yang masih dipantulkan sehingga membuat kesalahan warna atau sering disebut hue error.
Meskipun ketiga tinta primer tersebut (CMY) masing-masing memantulkan gelombang cahaya warna yang tidak diinginkan, tapi porsinya berbeda, tinta Cyan memantulkan cahaya Merah yang lebih besar dibandingkan dengan cahaya Green - Hijau yang dipantulkan oleh tinta Magenta demikian juga cahaya Biru oleh tinta Yellow.
Setelah kita menyadari bahwa penumpukan ketiga wa
rna CMY masih memantulkan sedikit cahaya.
Oleh karena itu dalam proses pencetakan di
tambahkan warna Black - Hitam sebagai warna ke-4, agar reproduksi warna dapat menghasilkan kepekatan warna hitam yang diinginkan.
Warna black pada model CMYK digunakan untuk menciptakan kontras. Mengapa? Karena pigment cyan tdk bisa menyerap sempurna sinar red begitu pula dengan pigment magenta & yellow tdk bisa menyerap sempurna green & blue. Sehingga bila dicampur CMY tetap tidak akan bisa menyerap sinar RGB secara sempurna. Agar menyerap lebih sempurna, lebih gelap/lebih kontras, perlu pigment lain. Apakah itu? Black adalah kata kuncinya.
(Mungkin karena fungsi inilah warna ke-4 tersebut sering kali disebut Key)

Dibalik Warna Pigment:
Setiap Pigment memiliki No.Index (PI) sbb:
Cyan (C) : PB: 15:0, 15:1, 15:2, 15:3, 15:4, dst. yg umum di gunakan untuk proses color adalah PB 15:3.

Magenta (M) : PR 57:1
Yellow (Y) : PY 13

Black (K) : PK 7

untuk yellow PY 13, dengan shading greenish, sedangkan PY 83 reddish .


SEPUTAR GCR
Teori GCR sebenarnya sudah lama ada baik Dr. Hell, Dainippon Screen maupun Crosfield Scanner.


Prinsipnya adalah mengurangi Chromatic Color (Cyan, Magenta & Yellow)yang membentuk komponen Abu-abu dan digantikan dengan Achromatic Color (blacK), itulah dasar pemikiran GCR atau Grey Component Replacement.
Sebaliknya secara konventional setting separasi diatur secara UCR (Undercolor Removal) seperti yang saya jelaskan di: http://pnjtgp2007prepress.blogspot.com/2008/10/grey-balance.html >> lihatlah kurva Grey Balance nya (itu bukan Kurva Reproduksi)

Separasi Hitam yang dihasilkan biasanya tipis dan disebut sebagai Skeleton Black.

Dengan GCR artinya, kalau kita mempunyai campuran warna CMY, maka kita bisa menggantinya dengan blacK, misalnya saya ada warna coklat dengan komposisi C30% M80% Y100% K40%, dengan teknologi GCR secara manual kita dapat mencoba mengganti komponen Cyan 30%, mengurangi Magenta 14%, mengurangi Yellow 23%, dan untuk itu kita perlu menambah blacK sebanyak 21% menjadi komposisi warna C0% M66% Y77% K61%, maka kedua komposisi warna tersebut adalah mirip.



Kalau kita menghitung jumlah tinta yang terpakai untuk komposisi I adalah: 30% + 80% + 100% + 40% = 250% tinta, sedangkan untuk komposisi II adalah: 0% + 66% + 77% + 61% = 204%, jadi menghemat sekitar 46% tinta. Ini adalah Penggantian komponen Abu-abu yang paling maksimum dapat dilakukan secara manual.

Nilai perubahan dan algoritma perhitungan GCR tersebut sangat tergantung pada warna tinta (color shade) >> Grey Balance, lebih besar tingkat hue error tinta chromatic, maka lebih besar perubahan yang dapat dilakukan. Karena hue error yang besar membuat color gamut menjadi sempit, sehingga kemungkinan besar perubahan dapat dilakukan (karena jumlah redundansi yang cukup tinggi).

Manfaat penggunaan UCR dalam mencetak adalah waktu setting (pengeringan tinta) diharapkan lebih baik, demikian juga penggunaan bedak pengering (spray powder) lebih sedikit.

Namun efektifitas perubahan dengan GCR sangat tergantung pada design yang dipakai, secara teori saya selalu menganjurkan designer untuk mencampur komposisi warna dengan 2 macam warna chromatic yang hue berdekatan ditambah warna achromatic (blacK), apabila hal ini dilakukan, maka GCR tidak ada manfaatnya (relevansinya) sama sekali, karena tidak ada satu warnapun yang dapat diubah dengan pengurangan jumlah persentasi tinta.

Catatan 1: GCR biasanya cocok untuk mencetak di atas kertas koran atau minimal harus menggunakan mesin cetak 4 warna, karena dengan single color printing machine banyak operator cetak yang masih belum terbiasa dengan pengontrolan secara visual mencetak, seperti dibawah ini mencetak 3 warna sebelum cetak blacK. (cobalah membuat perbandingan dengan Gambar di Photoshop yang diolah secara GCR dan UCR)

Catatan 2: Di pengantar Patent no. 5734800 tentang Six-Color Process System tercatat bahwa GCR boleh diaplikasi pada teknik cetak Letterpress hingga GCR 100%; namun tidak demikian dengan Offset Lithography. Karena ketebalan tinta yang relatif tipis, dianjurkan penggunaan GCR hanya sekitar 10% hingga 60% saja.

Chromatic Color = Warna-warna yang memiliki Kejenuhan Warna (saturation) yang tinggi, dalam reproduksi warna kombinasi campurannya adalah penentu Jenis Warna (hue).Untuk separasi CMYK, Chromatic Color = Cyan, Magenta, Yellow dan untuk separasi Pantone Hexachrome, Chromatic Color = Cyan, Magenta, Yellow, Orange dan Green.

Achromatic Color adalah kebalikan dari Chromatic Color, dalam separasi CMYK maupun Pantone Hexachrome warna blacK adalah satu-satunya Acchromatic Color. Achromatic Color tidak memberikan jenis warna (hue) tertentu, penambahannya juga tidak mengubah Jenis Warna yang ada.

Menurut saya GCR untuk Tugas akhir? Tidak Menarik? / Bobot Kegrafikaan Minimum
>> Saya koreksi (Tidak Menarik menjadi Tidak Menarik?) dengan Catatan 2 tersebut diatas.


SEPUTAR GREY BALACE


GREY BALANCE

Latar Belakang Teori: Apabila masing-masing tinta (Cyan, Magenta dan Yellow) dicampur pada takaran/persentasi yang sama maka seharusnya didapat warna yang disebut dengan Abu-abu netral (Grey Neutral ). Namun, masing-masing tinta pada kenyataannya mempunyai kesalahan warna (hue error) yang berbeda-beda, yang paling besar kesalahan nya adalah tinta Cyan (artinya tinta Cyan terlalu banyak gelombang cahaya yang tidak semestinya dimiliki oleh tinta Cyan tersebut, alias ada sebagian cahaya merah yang seharusnya tidak diinginkan); tinta Magenta dan tinta Yellow sebenarnya juga mempunyai hue error, namun tidak lebih besar dibandingkan dengan tinta Cyan.

Jadi apabila masing-masing tinta (Cyan, Magenta dan Yellow) dicampur pada takaran/persentasi yang sama, maka warna yang terjadi bukanlah abu-abu netral (neutral grey), melainkan agak ke-merah-merahan (reddish grey), atau kalau gelap jadi kecoklat-coklatan. Permasalahan ini disebut juga Color Cast/ Unwanted color (warna yang tidak diinginkan), color cast dapat pula berupa warna Blueish (Kebiru-biruan) ataupun Yellowish (kekuning-kuningan).

Untuk mengatasi hal tersebut diatas, kita membuat daftar / kurva pembentukan warna abu-abu atau yang lebih sering disebut Grey Balance. Grey Balance ini dipakai juga untuk menentukan standard ketebalan tinta apabila kita hendak mencetak. Sehingga didapat hasil cetakan yang sesuai dengan warna yang dikehendaki.
Apabila ada ketebalan yang tidak sesuai dengan standard cetak, maka Grey Balance tersebut tidak murni abu-abu (ada color cast)

Untuk separasi artpaper (150 lpi) biasanya kombinasi grey balance yang dipakai adalah:
di highlight point (titik putih) : C5 M3 Y3
di middle tone (nada tengah): C57 M48 Y48 sedangkan
di shadow point (titik paling gelap): C95 M88 Y88 (+ K75)
kombinasi tersebut diatas merupakan nilai patokan, yang harus disesuaikan dengan jenis tinta yang dipergunakan.

Jadi Grey Balance adalah salah satu parameter yang paling menentukan kualitas suatu Cetakan adalah Grey Balance atau keseimbangan warna dari masing-masing warna substractive (Cyan, Magenta, & Yellow). Grey Balance adalah komposisi percampuran warna Cyan, Magenta, Yellow (& Black) yang apabila kita mencetak dengan ketebalan tinta (density) dan warna tinta yang benar diharapkan dapat menghasilkan neutral grey. (biasanya disampingnya diletakan pula grey steps dari Black 10% hingga Black 100% sebagai pembanding)





Perhatikan perbedaan warna yang ada pada ketiga gambar ini :


Green Color Cast


Neutral Image-Gray Balanced

Magenta Color Cast/ Redish

Catatan :
Gray Balance sesuai standard ISO 12647-2 adalah (tambahan) : C25 M19 Y19; C50 M40 Y40; C75 M64 Y64
Jadi kombinasi-kombinasi campuran tersebut diatas akan menghasilkan warna netral; Jadi apabila nilai a* dan b* tidak sama dengan warna kertas, maka ada kesalahan tinta atau proses mencetak.

Warna Proses / Empat Warna

Jadi untuk mereproduksi gambar sehingga dapat dicapai hasil yang (relative) sempurna dibutuhkan sedikitnya 4 Tinta yaitu: Cyan, Magenta, Yellow dan Black. Keempat tinta tersebut disebut Tinta / Warna Proses. Tinta Proses adalah tinta yang dipergunakan untuk mereproduksi warna dengan proses teknik cetak tertentu, seperti offset lithography, rotogravure, letterpress atau sablon. Berbeda dengan Tinta yang hanya digunakan satu lapisan (single layer), karena tinta yang digunakan dapat ditumpuk-tumpuk, maka sifat tinta proses harus memenuhi standard tertentu, seperti spesifikasi warna (dalam model warna CIELab) dan nilai Opaqcity/Transparency. Kesalahan warna dalam penumpukan 2 macam tinta tersebut disebut: Ink Trapping Error (berbeda dengan Layout Trapping Error). (ISO 2846-1 hingga ISO 2846-5 adalah standar yang ditetapkan oleh badan standarisasi international terhadap warna dan nilai transparency dari tinta proses 4 warna CMYK masing-masing untuk proses pencetakan: Sheet-fed and heat-set web offset lithographic printing, Coldset offset lithographic printing, Publication gravure printing, Screen printing dan Flexographic printing.) Teknik separasi saat ini sudah berkembang; Penggunaan 4 tinta proses masih dominan, tapi metode menambah warna tinta cetak berkembang pesat. Teknologi HiFi Color dikembangkan beberapa pihak antara lain Pantone mengembangkan Proses Hexachrome dan Opaltone. Pada teknik Digital Inkjet Printing, perkembangan Warna Proses sedemikian pesatnya, hal ini didorong lantaran karena masalah teknis (kecilnya nozzle dalam printing head), maupun persaingan untuk menghadirkan reproduksi warna yang sempurna (sesuai dengan target pasar yang dituju), ada tinta-tinta seperti: Light Magenta, Light Cyan, Grey, Matt Black, Orange dan Green dll.
Jadi Empat Warna adalah spesifik untuk penyebutan proses pewarnaan dengan menggunakan CMYK.

Singkatan Key untuk K dalam CMYK & Komentar artikel Cyan Magenta Yellow Key di wikipedia bahasa Indonesia

Melihat perkembangan penggunaan warna hitam - Black dalam separasi warna seperti yang dijelaskan diatas memberikan sedikit makna pentingnya warna hitam dalam separasi 4 warna.
Karena tinta Hitam tidak mempunyai nuansa warna (undefined hue), maka warna hitam baik dipakai untuk mencampur separasi gambar tidak mengubah nuansa warna. Tinta Hitam hanya berfungsi untuk memperkeruh warna atau orang awam akan melihat gambar menjadi lebih gelap.
Mungkin karena inilah singkatan K dalam CMYK menjadi Key bukan blacK.

Padahal vendor alat pemindai warna terdahulu seperti Dr. Hell, Crosfield dan Dainippon Screen menggunakan singkatan K (atau kadang kala: Bk) pada panel kontrol warna untuk menghindari salah sebut dengan Blue - Biru.
Bagi saya pengertian Key malah mengaburkan makna dan fungsi warna Hitam pada proses reproduksi warna.
Mengomentari adanya artikel Cyan Magenta Yellow Key di wikipedia bahasa Indonesia saya jadi bingung karena Key tidak ada hubungan dengan warna maupun nama warna yang biasa dikenal (lihat: Daftar Warna di Wikipedia). Tapi apabila kita buka halaman Key pada defi
nisi utama halaman model warna CMYK versi Inggris, maka redirected ke Keyline (dalam ruang lingkup keyline design --> design grafis. Keyline adalah garis-garis yang dipergunakan baik sebagai sketsa awal maupun penegasan akhir dalam merancang design yang biasanya menggunakan warna Hitam). Makna Key menjadi rancu lagi, karena sebelumnya Key yang terjemahan lepas adalah Kunci disebutkan merupakan kunci dari teori separasi warna.
-------------------------------------------------------------
copy artikel tersebut:

Cyan Magenta Yellow Key, atau sering disingkat sebagai CMYK adalah proses pencampuran pigmen yang lazim digunakan percetakan. Tinta process cyan, process magenta, process yellow, process black dicampurkan dengan komposisi tertentu dan akurat sehingga menghasilkan warna tepat seperti yang diinginkan. Bahkan bila suatu saat diperlukan, warna ini dengan mudah bisa dibentuk kembali.

Sistem CMYK juga digunakan oleh banyak printer kelas bawah karena keekonomisannya.

-------------------------------------------------------------
Pigmen

Pigmen adalah zat yang terdapat di permukaan suatu benda sehingga bila disinari dengan cahaya putih sempurna akan memberikan sensasi warna tertentu yang mampu ditangkap mata. Proses secara fisik sangatlah berbeda dengan fluorescent, phosphorescence dan bentuk lain dari luminescence, yang mana materi tersebut dapat mengeluarkan cahaya dengan sendirinya.

Di dalam dunia percetakan, pigmen dibagi dalam tiga pigmen dasar yang mampu meniru pigmen-pigmen lain jika dicampurkan dengan proporsi tepat, yaitu pigmen cyan, magenta, dan kuning. Sebagai tambahan, untuk mendapatkan kedalaman warna ditambahkan pigmen hitam. Misalnya untuk mendapatkan sensasi warna merah, dicampurkan pigmen magenta dan kuning dengan proporsi 1:1.

Berkebalikan dengan teori warna cahaya, di dalam teori pigmen sensasi putih dianggap sebagai absennya seluruh pigmen.

Pigmen dipakai sebagai bahan pewarna cat, tinta, plastik, tekstil, kosmetik, makanan dan lain-lain. Kebanyakan pigmen yang digunakan dalam industri dan dalam seni rupa adalah zat warna kering, yang biasanya berupa serbuk halus. Serbuk ini ditambahkan pada bahan netral atau tak berwarna yang berfungsi sebagai pengikat (binder).


Penulisan Warna dalam Model Warna CMYK
Sebuah warna dalam model warna CMYK dituliskan dalam beberapa bentuk, seperti:
CMYK(c,m,y,k) atau Cc Mm Yy Kk, dimana c,m,y,k masing-masing memiliki domai 0 ~ 100, seperti Schoolbus yellow = CMYK(0,15,95,0) atau C0 M15 Y100 K0 artinya warna Schoolbus Yellow mempunyai komposisi dalam model warna CMYK sebagai berikut:
tinta Magenta 15% ditambah/ditumpuk dengan tinta Yellow 95%.

Perkembangan separasi terakhir simbol c dan m dengan huruf kecil juga dipakai untuk menyebutkan Warna Light Cyan dan Light Magenta. (Jadi mohon dibedakan
antara Nama warna dan Nilai komponen warna)

Warna Primer, Sekunder dan Tersier (definisi yang perlu dikaji ulang, mengingat hitam / black tidak mempunyai fungsi mengubah nilai jenis warna...)
Warna Primer dalam model warna CMYK adalah semua warna yang komposisi hanya terdiri dari 1 macam warna, seperti CMYK (100,0,0,0) atau CMYK (0,50,0,0) atau CMYK (0,0,0,20).
Warna Sekunder dalam model warna CMYK adalah semua warna yang komposisinya menggunakan campuran 2 (dua) macam tinta proses, seperti C
MYK (100,70,0,0), CMYK (0,100,100,0).
Sedangkan Warna Tersier dalam model warna CMYK adalah semua warna yang komposisinya terdiri dari 3 (tiga) macam) warna proses.


Dalam salah satu halaman di situs December Communication Inc. terdapat contoh dan nama warna-warna dalam model warna CMYK, seperti: gainsboro, tomato, cat eye, cool mint etc.

Color Steps
Color Steps adalah kotak-kotak yang disusun sedemikian rupa dan digunakan untuk mengontrol warna pada saat mencetak, biasanya kotak-kotak dengan komposisi 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90%, 100% untuk masing-masing warna primer dan sekunder (lihat gambar).
Namun kadang kala tidak berurutan dan mencantumkan komposisi (terutama pada) warna primer untuk 1%, 2%, 3%, 4%, 5% serta 95%, 96%,97%, 98% dan 99%. Kotak-kotak seperti ini digunakan khusus untuk mengontrol kemampuan mencetak titik raster dari proses cetak tertentu.
Komposisi 100% disebut Warna Solid.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar